Kerja-kerja di Pinggir Sastra Indonesia
Melihat Peran Agen Sastra Lebih Dekat

Pucuk gunung Es Di pucuk pencapaian sastra Indonesia belakangan ini ada dua nama yang bisa kita sepakati, adalah Eka Kurniawan dan Norman Erikson Pasaribu.…


Maut dan Modernitas
Dari "Aku" Chairil ke "Aku" Wiji Thukul

Pada 1996, saya terantuk pada sebuah fakta: puisi pertama dan terakhir Chairil Anwar sama-sama bicara tentang kematian atau maut. Pada 1942, Chairil Anwar…


Ketimpangan "Keluarga Kudus"
—dan Kemunafikan Gereja Katolik

Pada 28 Juni 2022, Harian Kompas menyelenggarakan anugerah Cerita Pendek Terbaik Kompas 2021. Pemenangnya adalah Sunlie Thomas Alexander lewat cerita pendeknya…


Sebelum “Aku” (1943)
Penyair Pujangga Baru Sudah Bi(a)sa Bilang ‘Aku’

Sungguh saya terkejut ketika Saut Situmorang, penulis buku kumpulan esai Politik Sastra (2009) dan Sastra dan Film (2022), menyodorkan sebuah pernyataan…


Menjadi Laki-Laki Indonesia pada 1950-an

Maskulinitas atau norma gender yang mengatur identitas kelelakian dalam kajian akademik cenderung terabaikan. Studi gender selama ini masih banyak berkutat…


Menulis Tentang Kelompok Lain
Bagaimana Pengarang Menghindari Bias Representasi?

Bayangkan tiga situasi berikut ini: Pertama, seorang penulis asal Makassar menulis sebuah novel tentang salah satu suku yang ada di Papua. Dalam proses…


Melihat Medan dari Nadem
Pengalaman Penduduk Tionghoa di Medan Era Kolonial

Bagaimana struktur dan politik kolonial dialami oleh penduduknya? Bagaimana hal-hal tersebut tercerminkan dalam sastra pada masa itu? Untuk menggali identitas…


"Emansipasi" pada Majalah Wanita

Tulisan ini mulai saya kerjakan pada 21 April 2022, pukul 01.21 WIB. Perkara titimangsa ini penting tidak penting dalam kesusastraan atau setidaknya bagi para…


Keluar dari Kastil Hampir

Beberapa minggu lalu saya dikejutkan oleh sebuah berita baik: kumpulan cerpen karya seorang kawan saya, Norman Erikson Pasaribu, Cerita-cerita Bahagia, Hampir…