Tentang


tengara.id adalah situs kritik sastra yang dikelola oleh Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta. Situs ini adalah upaya lanjutan dalam mengisi kelangkaan pertumbuhan kritik sastra dalam kesusastraan Indonesia. Menghidupkan tradisi kritik sastra, terlebih-lebih yang bermutu, baik melalui undangan menulis, sayembara maupun atas upaya mandiri seorang kritikus, adalah juga upaya yang sama pentingnya dengan menumbuhkan karya sastra. Kritik sastra bukan hanya menjadi jembatan yang menghubungkan karya sastra dan pengarangnya dengan pembaca, tetapi juga menjadi pembuktian keterampilan menulis, keterbukaan wawasan, dan kehidupan intelektual yang sehat dan meriah. Kami mengundang sekaligus merangsang kemunculan kritik sastra, pembicaraan karya sastra yang tekun dan bernas, di samping pembicaraan yang hangat dengan para sastrawan tentang kesusastraan dan soal-soal lain di sekitarnya.

Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta periode 2020-2023 beranggotakan Hasan Aspahani, Yusi Avianto Pareanom, Ben Sohib, Jaronah Abdullah, dan Avianti Armand.


Tim Redaksi


Martin Suryajaya

Redaktur Utama

Martin Suryajaya adalah penulis Semarang yang tinggal di Jakarta. Ia meraih juara pertama dalam Sayembara Kritik Sastra Dewan Kesenian Jakarta 2013. Beberapa bukunya antara lain Sejarah Estetika (Gang Kabel, 2016) yang memenangkan penghargaan Best Art Publication dari Art Stage 2017 dan novel Kiat Sukses Hancur Lebur (Banana, 2016) yang memenangkan Penghargaan Sastra Badan Bahasa 2018 serta menjadi Novel Pilihan Majalah Tempo 2016. Beberapa karya terbarunya adalah buku puisi Terdepan, Terluar, Tertinggal (Anagram, 2020) dan Principia Logica (Gang Kabel, 2022).

Sehari-hari ia bekerja sebagai pengajar pada Sekolah Pascasarjana, Institut Kesenian Jakarta dan konsultan kebijakan di Direktorat Jenderal Kebudayaan. Ia juga aktif sebagai youtuber yang menyiarkan pandangan-pandangan tentang filsafat, sastra dan isu-isu kebudayaan dengan penyampaian yang populer. Saat ini ia sedang menulis buku mengenai morfologi kritik seni sebagai kajian pendahuluan bagi proyek buku yang lebih masif yang menerapkan metode pembacaan jauh untuk meneroka ulang sejarah sastra Indonesia.

Zen Hae

Redaktur Utama

Zen Hae menulis cerpen, puisi, esai dan kritik sastra. Buku terbarunya adalah omnibus Rahasia Kesaktian Raja Tua (Padrão Buku Abadi, 2022)—sebuah penulisan ulang atas khazanah sastra lisan Tulang Bawang Barat. Sebelumnya adalah kumpulan esai sastra dan teater Sembilan Lima Empat  (JBS, 2021), himpunan cerpen tiga-bahasa (Indonesia, Jerman, Inggris) The Red Bowl and Other Stories (Lontar, 2015), buku puisi Paus Merah Jambu (Akar Indonesia, 2007) dan kumpulan cerpen Rumah Kawin (KataKita, 2004). Paus Merah Jambu beroleh penghargaan Karya Sastra Terbaik Tempo 2007.

Zen adalah ko-editor untuk dua jilid The Lontar Anthology of Indonesian Short Stories dan Antologi Cerpen Indonesia (Lontar, 2017). Juga ko-editor untuk penerbitan 14 judul BTW Book seri kedua yang diterbitkan oleh Yayasan Lontar menjelang London Book Fair 2019. Saat ini ia bekerja sebagai Kurator Gagasan di Komunitas Salihara dan anggota redaksi Yayasan Lontar.

Dewi Kharisma Michellia

Redaktur Pelaksana

Dewi Kharisma Michellia adalah penulis kelahiran Denpasar yang kini tinggal di Jakarta. Ia menerima penghargaan Dewan Kesenian Jakarta pada 2012 dan nominasi Khatulistiwa Literary Award 2013 atas novelnya Surat Panjang tentang Jarak Kita yang Jutaan Tahun Cahaya (Gramedia Pustaka Utama, 2013). Dalam karier kepenulisannya, pada 2015, ia menerima penghargaan Taruna Sastra dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan pada 2017 menempuh residensi penulis di Perancis yang ditaja Komite Buku Nasional.

Selain berprofesi sebagai penulis, dia juga mengerjakan sejumlah kerja penyuntingan dan penerjemahan untuk beberapa penerbit. Di ranah daring, dia berpengalaman menjadi redaktur rubrik sastra jakartabeat.net (2013-2015), redaktur rubrik buku jurnalruang.com (2018-2021), dan penerjemah risalah perihal Asia Tenggara jurnal akademik kyotoreview.org (2018-saat ini). Pada 2018, dia menjadi fasilitator dalam kolektif dengan inisiatif membaca karya-karya para perempuan penulis di Indonesia yang telah wafat, Ruang Perempuan dan Tulisan.


Dewan Kesenian Jakarta adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat seniman dan dikukuhkan oleh Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin, pada tanggal 7 Juni 1968. Tugas dan fungsi DKJ adalah sebagai mitra kerja Gubernur Kepala Daerah Propinsi DKI Jakarta untuk merumuskan kebijakan guna mendukung kegiatan dan pengembangan kehidupan kesenian di wilayah Propinsi DKI Jakarta.